KEJUTAN UNTUK GURU HONORER
Potret Guru Honorer Ia ingin berterus terang kepada atasannya bahwa ia ingin segera berhenti mengurus dan menekuni pekerjaan sialan dan terkutuk itu. Betapa ia sangat terlunta-lunta, jengkel, kurang tidur dan berubah seperti platipus saat hari libur tiba, menghabiskan hari dengan duduk dan terbaring tanpa tenaga dari pagi sampai sore, menjebak diri dan terkatung-katung di dalam kos-kosan sempit berukuran 3x4 meter yang ia dapatkan secara cuma-cuma, setelah indung semang yang merasa iba dengannya karena melancong tanpa tujuan mencari pekerjaan, namun sebagai gantinya ia harus sukarela membantu anak indung semang menggarap tugas-tugas sekolah. Rasanya mengerikan sekali. Perlu waktu bertahun-tahun lamanya untuk mempertimbangkan keputusan yang entah dungu atau penuh keputusasaan ini. Ia sudah berpikir akan mengkhianati janji mulianya kepada seluruh teman dan kerabat, tentang mimpi dan cita-cita yang ia gembor-gemborkan saat masih berumur belasan tahun. Kini ia ingin jadi gembel saja, duduk